Masih Adakah Harapan Bagi Kita - Taufik Ismail


MASIH ADAKAH HARAPAN BAGI KITA?
Taufik Ismail


Saudaraku,
Masih adakah kiranya harapan bagi kita, manusia Indonesia?
Setelah bertahun-tahun kita terpincang-pincang,
tersaruk-saruk, sempoyongan
dan seperti kehabisan air mata,
digebrak krisis demi krisis
bagaikan tak habis-habis
dihantam bencana demi bencana
kehabisan angka kita
menghitungnya.

Berpuluh tahun kita mencari bentuk demokrasi
Yang tepat formatnya bagi kita serta serasi
Tetapi masih juga bablas di sana-sini
Berpuluh tahun hukum kita tegakkan agar kukuh berdiri
Tegak dengan lurus berakar ke dalam bumi
Tetapi betapa rumitnya meneguhkan ini
Selesai satu krisis muncul dua krisis lagi
Bencana sedang menimpa timbul bencana kedua
Kurang pangan dengan kelaparan apa bedanya
Betapa berat merawat dua ratus juta mulut yang menganga
Sembuh satu penyakit manusia meruyak penyakit hewan lagi
Mereda dua buah ekses timbul tiga ekses menanti
Hilang ledakan sebuah bom datang bom pengganti
Beban hutang 1600 trilyun rupiahnya
Terbungkuk bahu kita dibuatnya
Di negeri ini berptiluh kilometer panjangnya pawai korupsi
Antara halal dan haram tak jelas batasnya lagi
Susahnya membedakan warna benang putih dan hitam
Di hutan kelam
Jam satu malam
Akhlak merosot, budaya permissif serba boleh menjadi-jadi
Perilaku kita sebagai bangsa mulai berubah
Sedikit tersinggung, teracung kepalan dan marah-marah
Lalu merusak, membakar dan menumpahkan darah.

Saudaraku,
Masih adakah kiranya harapan bagi kita, manusia Indonesia?
Mudah-mudahan, barangkali masih ada
Karena di bawah mendung yang berat menggantung
Ada tampak kecil seberkas cahaya
Karena ada bahagian tak tampak dari wajah bangsa
Tak disebut di koran, wajahnya tak numcul di media massa
Yang tetap bekerja keras rnelakukan tugasnya
Petani-petani di desa yang mensubsidi nasi orang kota
Berpuluh tahun menderita memanjakan perut kita
Buruh yang bergaji rendah tapi tetap saja bekerja
Guru dan dosen yang mengajarkan ilmu dengan setia
Masih ada birokrat yang bersih tak sudi diperciki noda
Masih ada suami dan isteri
Yang sepakat menjaga bersihnya rezeki
Melarat rata-rata hidupnya, sangat bersahaja

Negeri kita disayangi Tuhan adalah karena mereka
Karena doa dari rakyat yang melarat tak tampak wajahnya
Doa orang sakit yang terbaring di permukiman sederhana
Ditolak di rumah sakit karena tak kuat membayarnya
Doa 11 juta anak Indonesia yang ingin bersekolah juga
Doa 40 juta penganggur yang merindukan lapangan kerja
Merindukan pagi Indonesia bermandikan cahaya.

Saudaraku,
Masih adakah kiranya harapan bagi kita, manusia Indonesia?
Mudah-mudahan masih ada
Ya, masih ada itu berkas cahaya
Dengan kerja keras diiringi khusyuknya doa
Dari atas sampai ke bawah
Berpeluh dalam kerja, menangis dalam doa
Semoga Indonesia kita
Tetap disayangiNya
Selalu dilindungiNya.
 
--------------
Pembacaan Puisi pada Pentas Budaya Nasional
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
20 Mei 2011@ Hotel Sahid Jaya Jakarta
DPP Partai Keadilan Sejahtera

Komentar

Postingan Populer